Rabu, 26 Oktober 2016

Klasifikasi Morfem



1.1  Klasifikasi Morfem
1.1.1        Klasifikasi morfem
A.    Morfem bebas dan morfem tak bebas (terikat)
            1.  Morfem Bebas                  
  Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas. Misalnya buku, pensil, meja, rumah dan sebagainya. Contoh-contoh di atas dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi bu- ku, me- ja, pen- sil, ru- mah, dan seterusnya, maka bentuk bu- dan bentuk ku tidak mempunyai arti. Dengan demikian bentuk buku, meja, pensil dan rumah tidak dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itulah yang disebut morfem bebas.
2. Morfem Terikat
              Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu, unsur-unsur kecil seperti partikel –ku, -lah, -kah, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.
·         Morfem terikat apabila ditinjau dari segi tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi:
Ø    Prefiks (awalan)         :  me-, ber-, ter-, di-, ke-, pe-, per-, se-
Ø  Infiks (sisipan)            :   -em, -el, er-
Ø    Sufiks (akhiran)          :  -an, -i, -kan, -nya, -man, -wati, -wan, -nda
Ø  Konfiks(gabungan) :       ke+an,pe+an,per+an,me+kan,di+kan,me+per+kan,di+per+kan,me+per+i,di+per+i, ber+kan, ber+an.
·         Morfem terikat apabila ditinjau dari asal usulnya, maka dapat dibedakan menjadi:
Ø  Morfem terikat asli bahasa Indonesia ; lihat contoh-contoh di atas.
Ø  Morfem terikat dari bahasa asing, misalnya ;
o   Bahasa Sansekerta        : pra, swa, maha, pri, wan, man, wati
o   Bahasa Barat            : is, istis, isme, isasi, if, or, om, us, re, de,
                                            di, en, ab, in, eks, mon.
o   Bahasa Arab                 : i, wi, ani, ni, iah, at, mun, mat.

B.Morfem utuh dan morfem terbagi
a.       Morfem Utuh, yaitumorfem yang merupakansatukesatuan yang utuh.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dansebagainya.
b.      Morfem Terbagi, yaitumorfem yang merupakanduabagian yang terpisahatauterbagi. Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakanmorfemutuhdan (ke-/-an) adalahmorfemterbagi.Semuaafiksdalambahasa Indonesia termasukmorfemterbagi.
C.    Morfem segmental dan suprasegmental
Perbedaan morfem segmental dan suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmenntal seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di benua Afrika, setiap verba selalu disertai dengan petunjuk kala (tense) yang berupa nada.
D.    Morfem beralomorf zero/nol
       Dalam linguistik deskriptif, ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”. 
·         Bentuk tunggal : I have a book ; I have a sheep 
·         Bentuk jamak : I have two books ; I have two sheep
·         Kata kini : They call me; They hit me
·         Kata lampau : They called me; They hit me

            Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuksheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.

E.     Morfem bermakna leksikal dan tak bermakna leksikal
·         Morfem Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang otonom dalam pertuturan.
·         Morfem Tak Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfemafiks (ber-), (me-), (ter-), dansebagainya
1.1.2        Morfem dasar, pangkal dan akar
Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses morfologi. Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi, atau proses pembubuhan afiks infleksi. Misalnya, dalam bahasa Inggris kata books pangkalnya adalah book. Dalam bahasa Indonesia, kata menangisi pangkalnya adalah tangisi. Akar atau (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya