BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Morfologi Sebagai Cabang Ilmu Linguistik
1.1.1
Hakikat
morfologi dari beberapa pakar:
Kata Morfologi berasal dari
kata morphologie.Kata morphologie berasal dari bahasaYunani morphe
yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti
ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul
diantara dua kata yang digabungkan.
Menurut
Ramlan (1987:21),morfologi ialah bagian dari
ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk beluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Dengan kata lain morfologi mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.Menurut Keraf (1984: 51),morfologi adalah bagian dari tatabahasa yang
membicarakan bentuk kata. Pengertian tentang bentuk kata belum jelas bila kita
belum mengetahui lebih lanjut tentang wujudnya dan apa yang akan menjadi
ciri-cirinya. Menurut
Kridalaksana (1993: 51), Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup
kata dan bagian-bagian kata yakni morfem.
1.1.2
Morfem
A.
Identifikasi
morfem
Morfem
berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti
membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat
membedakan arti. Para ahli juga berpendapat tentang pengertian yakni Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer,
1994: 146). Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya
secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang
lebih kecil; misalnya (ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem
(Kridalaksana, 1993: 141).Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam
pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya (Keraf, 1984: 52).
B.
Morf dan alomorf
1.
Morf
Morf adalah
anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret
atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang
bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi,
sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui
statusnya.
2.
Alomorf
Morfem
|
Alomorf
|
Contoh pada kata
|
Me-
Pe-
|
Meng-
|
menguras, mengarang menghitung.
|
Mem-
|
membuat, memuja, menbantu.
|
|
Men-
|
meniru, menidurkan
|
|
Meny-
|
menyiram, menyuci, menyatu
|
|
Me-
|
melihat, melirik, meralat
|
|
Menge-
Pe-
Pen-
Pem-
Peng-
Pel-
|
Mengecat
Pelari,pelukis.
Pendatang,penyanyi.
Pembeli,pembajak.
Pengemudi,pengendara.
Pelajar
|
1.2 Klasifikasi Morfem
1.2.1
Klasifikasi
morfem
A.
Morfem bebas dan
morfem tak bebas (terikat)
1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa
harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem
bebas. Misalnya buku, pensil, meja, rumah dan sebagainya. Contoh-contoh di atas
dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri
dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi bu-
ku, me- ja, pen- sil, ru- mah, dan seterusnya, maka bentuk bu- dan bentuk ku
tidak mempunyai arti. Dengan demikian bentuk buku, meja, pensil dan rumah tidak
dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itilah yang disebut morfem bebas.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
mempunyai arti. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan
dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu,
unsur-unsur kecil seperti partikel –ku, -lah, -kah, dan bentuk lain yang tidak dapat
berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.
·
Morfem
terikat apabila ditinjau dari segi tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi:
Ø Prefiks
(awalan) : me-, ber-, ter-,
di-, ke-, pe-, per-, se-
Ø Infiks (sisipan)
: -em, -el, er-
Ø Sufiks (akhiran)
: -an, -i, -kan, -nya, -man, -wati,
-wan, -nda
Ø Konfiks(gabungan) :
ke+an,pe+an,per+an,me+kan,di+kan,me+per+kan,di+per+kan,me+per+i,di+per+i,
ber+kan, ber+an.
·
Morfem
terikat apabila ditinjau dari asal usulnya, maka dapat dibedakan menjadi:
Ø Morfem terikat
asli bahasa Indonesia ; lihat contoh-contoh di atas.
Ø Morfem terikat
dari bahasa asing, misalnya ;
o Bahasa
Sansekerta : pra, swa, maha, pri,
wan, man, wati
o Bahasa
Barat
: is, istis, isme, isasi, if, or, om, us, re, de,
di, en, ab, in, eks, mon.
di, en, ab, in, eks, mon.
o Bahasa
Arab
: i, wi, ani, ni, iah, at, mun, mat.
B.Morfem utuh
dan morfem terbagi
a. Morfem Utuh, yaitu morfem yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dan sebagainya.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dan sebagainya.
b. Morfem Terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua bagian yang terpisah
atau terbagi. Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan
(ke-/-an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk
morfem terbagi.
C.
Morfem segmental
dan suprasegmental
Perbedaan
morfem segmental dan suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya.
Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental seperti
morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi semua morfem yang berwujud
bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem
yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmenntal seperti tekanan, nada, durasi,
dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di benua Afrika,
setiap verba selalu disertai dengan petunjuk kala (tense) yang berupa nada.
D.
Morfem
beralomorf zero/nol
Dalam linguistik deskriptif, ada
konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu
morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa
prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”.
·
Bentuk
tunggal : I have a book ; I have
a sheep
·
Bentuk
jamak : I have two books ; I have
two sheep
·
Kata
kini : They call me; They hit me
·
Kata
lampau : They called me; They hit
me
Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuksheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
E.
Morfem bermakna
leksikal dan tak bermakna leksikal
·
Morfem Bermakna Leksikal, yaitu
morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri,
tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti
(kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal.
Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan
yang otonom dalam pertuturan.
·
Morfem Tak Bermakna Leksikal, yaitu
morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum
bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya
1.2.2
Morfem dasar,
pangkal dan akar
Sebuah
morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu
proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi,
bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem
lain dalam suatu proses morfologi. Istilah pangkal (stem) digunakan untuk
menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi, atau proses pembubuhan afiks
infleksi. Misalnya, dalam bahasa Inggris kata books pangkalnya adalah book. Dalam bahasa Indonesia, kata menangisi pangkalnya adalah
tangisi. Akar atau (root)
digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi.
Misalnya, kata Inggris untouchables akarnya
adalah touch.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar