Minggu, 20 November 2016

PROSES MORFOLOGI (AFIKSASI)

5.1 PROSES MORFOLOGI (AFIKSASI)
Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan yang lain (Samsuri, 1982:190). Atau, proses yang dialami bentuk-bentuk lingual dalam menyusun kata-kata (Ahmadslamet, 1982:58). Lebih jelas, proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 1983:44).
Jadi menurut saya proses morfologi yaitu proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
5.1.1 Afiksasi
            Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam lingistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards,1992). Ahli lain mengatakan, afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksan, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988). Afiks ialah bentuk kebahasaan terikat yang hanya mempunyai arti Gramatikal,yang merupakan unsur langsung suatu kata,tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru(Masnur Muslich,2010:41).
Dapat saya simpulkan afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun yang berkategori ajektiva.
5.1.1.1                 Pembentukan verba 
Afiks-afiks pembentukan verba

prefiks ber-

konfiks dan klofiks ber-an

klofiks ber-kan

sufiks –kan

sufiks –i

prefiks per-

konfiks per-kan

konfiks per-i

prefiks me-

prefiks di-

prefiks ter-

prefiks ke-

konfiks ke-an

1.  Verba Berprefiks ber-
Makna gramatikal verba berprefiks ber- yang dapat dicatat, antara lain yang menyatakan:
Makna gramatikal
komponen makna
Contoh
1.     mempunyai (dasar) ′ atau ′ada (dasar) nya′.
(+ benda), (+ umum), (+milik) dan atau (+ bagian)
 - berjendela ′ada jendelanya′     
 - berkewajiban ′mempunyai kewajiban′.
2.        ′memakai′ atau ′mengenakan′
komponen makna (+ pakaian) atau (+ perhiasan).
- berjilbab ′memakai jilbab′       
 - berjaket kulit ′memakai jaket kulit′.
3.        ′mengendarai′, ′menumpang′, atau  ′naik′
(+ kendaraan).
- bersepeda ′mengendarai sepeda′                      
- berkuda ′naik kuda′.                                                                                                          
4.        ′berisi′ atau ′mengandung′.
(+ benda), (+dalaman), (+ kandungan).
- beracun ′mengandung racun′            
 - berkuman ′mengandung kuman′
5.        ′mengeluarkan atau menghasilkan′.
(+ benda), (+ hasil), atau (+ keluar).
- berproduksi ′menghasilkan produksi′         
  - bertelur ′mengeluarkan telur′.
6.        ′mengusahakan′ atau ′mengupayakan′.
(+ bidang usaha).
- beternak ′mengusahakan ternak′
 - bercocok tanam ′mengusahakan cocok tanam′.
7.     ′melakukan kegiatan′
(+ benda) dan (+ kegiatan)
- berdebat ′melakukan debat′       
 - berolahraga ′melakukan olahraga′.
8.     ′menyebut′ atau ′menyapa′ 
(+ kerabat) dan (+ sapaan).
- berkakak ′menyebut kakak′        
 - bertuan ′memanggil tuan′.
9.     ′kumpulan′ atau ′kelompok′
(+ jumlah) atau (+ hitungan).
- berdua ′kumpulan dari dua (orang)′      
  - berlima ′kumpulan dari lima (orang)′.
10.  ′memberi′
(+ benda) dan (+ berian).
- bersedekah ′memberi sedekah′           - berkhotbah ′memberi khotbah′.
11.  ′menyebut′ atau ′menyapa′ 
(+ kerabat) dan (+ sapaan).
- berkakak ′menyebut kakak′     
 - bertuan ′memanggil tuan′.


2. Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an
Verba  berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama, yang berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, yang berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Dalam hal ini pada bentuk dasar, mula-mula diimbuhkan sufiks –an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-.
3.  Verba Berklofiks Ber-kan
Verba berklofiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan. Misalnya mula-mula pada kata dasar senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata,lalu pada kata  bersenjata  diimbuhkan pula sufiks –kan  sehingga menjadi bersenjatakan. Prefiks ber- dan sufiks –kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, di mana prefiks ber- memiliki makna gramatikal seperti pada subbab 1, sedangkan sufiks –kan memiliki makna gramatikal ′akan′. Contoh berikut:
- bersenjatakan ′menggunakan senjata akan (clurit) ′, - berisikan ′mempunyai isi akan (air) ′.
4. Verba Bersufiks –kan
Verba bersufiks –kan digunakan dalam:
Kegunaan
Pola
Contoh
1.      kalimat imperative

 lemparkan bola itu ke sini!
(2)   kalimat pasif
predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan
        subjeknya menjadi sasaran tindakan
-rumah itu baru kami dirikan - jembatan itu akan mereka robohkan.
(3)   keterangan tambahan
subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) +
        pelaku + verba.
- uang yang baru kami terima sudah habis lagi.

Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal:
(1)   jadikan, memiliki komponen makna (+ keadaan) atau (+ sifat   khas) seperti ‘terangkan’;
(2)   jadikan berada di, komponen makna (+ tempat) atau (+ arah) seperti ‘pinggirkan’;
(3)   lakukan untuk orang lain memiliki komponen makna (+ tindakan) dan
      (+ sasaran) seperti ‘bukakan’
(4)   lakukan akan memiliki komponen makna (+ tindakan) dan
     (+ sasaran) seperti ‘lemparkan’
(5)   bawa masuk ke memiliki komponen makna (+ ruang) seperti ‘asramakan’
5. Verba Bersufiks –i
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal:
(1)   berulang kali memiliki komponen makna (+ tindakan) dan
(+sasaran) seperti  pukuli, artinya ′pekerjaan pukul dilakukan berulang kali′.
(2)   tempat memiliki komponen makna (+ tempat) seperti  duduki, artinya ′duduk di ..
(3)   merasa sesuatu pada memiliki komponen makna (+ sikap batin) atau (+ emosi) seperti kasihi, artinya ′merasa (4)   beri atau bubuh pada  kasihi, artinya ′merasa kasih pada′   seperti  airi, artinya ′beri air pada′.
(5)   sebabkan atau jadikan memiliki komponen makna (+ bahan berian) seperti cukupi, artinya ′jadikan cukup′
(6)   lakukan pada memiliki komponen makna (+ tindakan) dan
       (+ tempat) seperti tulisi, artinya ′lakukan tulis pada′
6. Verba Berprefiks per-
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal:
(1)   jadikan lebih komponen makna (+keadaan) atau (+ situasi) seperti pertinggi, artinya ′jadikan lebih tinggi′
(2)   anggap sebagai memiliki komponen makna (+ sifat khas) seperti perkuda, artinya ′anggap sebagai kuda′
(3)   bagi memiliki komponen makna (+ jumlah) atau (+ bilangan) seperti perdua, artinya ′bagi dua′.
 7. Verba Berkonfiks per-kan
(1)   Jadikan bahan (per-kan) memiliki komponen makna (+ kegiatan). Contoh:
- perdebatkan, artinya ′jadikan bahan perdebatan′.
(2)   Lakukan supaya memiliki komponen makna (+ keadaan) seperti persamakan, artinya ′lakukan supaya sama′.
(3)   Jadikan me- memiliki komponen makna (+ tindakan)Contohperdengarkan, artinya ′jadikan (orang lain) mendengar′.
(4)   Jadikan ber- memiliki komponen makna (+ kejadian) Contoh:perhubungkan, artinya ′jadikan berhubungan′.
 8. Verba Berkonfiks per-i
Verba per-i memiliki makna gramatikal:
(1)   lakukan supaya jadi memiliki makna gramatikal ′lakukan supaya jadi′ Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan)Contoh perbaiki, artinya ′lakukan supaya jadi baik′.
(2)   lakukan (dasar) pada objeknya memiliki komponen makna (+ tindakan)
    dan (+ lokasi)Contoh:persetujui, artinya ′lakukan setuju pada objeknya′.
9. Verba Berprefiks me-
 A.    Verba Berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar atau pangkal verba berprefiks me- inflektif memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Jadi, bentuk dasar atau pangkal dalam pembentukan verba inflektif, di samping berbentuk morfem dasar atau akar juga termasuk verba bersufiks –kan, bersufik –i, berprefiks per-, berkonfiks per-kan dan berkonfiks per-i. Contoh:Membaca,Melupakan, Merestui.
B. Verba Berprefiks me- derivatif
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal:
(1)   makan, minum, mengisap,(2)   mengeluarkan,(3)   menjadi,(4)   menjadi seperti,(5)   menuju,(6)   memperingati.
10.  Verba Berprefiks di-
Ada dua macam verba berprefiks di-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba berprefiks di- derivatif.
A.    Verba berprefiks di- inflektif adalah verba pasif. Tindakan dari verba
berprefiks me- inflektif. Maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
B.     Verba berprefiks di- derivatif sejauh data yang diperoleh hanya ada katadimaksud, yang lain tidak ada.
11.  Verba Berprefiks ter-
Ada dua macam verba berprefiks ter-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba berprefiks ter- derivatif.
A.    Verba berprefiks ter- inflektif
Verba berprefiks ter- inflektif adalah verba pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif. Makna gramatikal verba berprefiks ter- inflektif, selain sebagai kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif, juga memiliki makna gramatikal.
(1)   dapat / sanggup,(2)   tidak sengaja,(3)   sudah terjadi.
B.     Verba berprefiks ter- derivatif
Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal:
(1)   paling,(2)   dalam keadaan,(3)   terjadi dengan tiba-tiba.
5.1.1.2                 Pembentukan nomina
Afiks-afiks pembentukan nomina

prefiks ke-

konfiks ke-an

Prefiks pe-

Konfiks
Pe-an

Konfiks
Pe-an

Sufiks -an

Sufiks -nya

Prefiks ter-

Infiks –el,-em,-er

Sufiks dari bahasa asing
1. Nomina Berprefiks ke
Nomina berprefiks ke- sejauh data yang ada hanyalah ada tiga buah kata, yaitu ketua, kekasih dan berkehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’ dan ‘yang dikehendak’.
2. Nomina berkonfiks ke-an
Pembentukan ada 2 (dua) macam :
1.      Di bentuk langsung dari bentuk akar (dari akar tunggal maupun akar majemuk)
            Contoh: kehutanan  -> hutan + ke-an
2.      Di bentuk dari akar melalui verba menjadi predikat dalam satu klausa.
            Contoh: keberanian -> dari verba berani
3.      Nomina Berkonfiks pe-
Ada dua macam proses pembentukan dengan prefiks pe-.
1.      Prefiks pe- yang menggunakan kaidah persengauan. Yang menggunakan kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks me- transitif dan verba dasar.contoh: Perawat (verba: merawat),Perakit (verba: merakit).
2.      Prefiks pe- yang tidak mengikuti kidah persengauan. Yang tidak menggunakan kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks ber- yang menyatakan tindakan. Contoh :  Peladang(dari dasar ladang melalui verba barladang), Pedagan(dari dasar dagang melalui verba berdagang).
4.      Nomina Berkonfiks pe-an
Konfiks pe-an dalam pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk atau alomorf, yaitu pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, dan penge-an. Kaidah penggunaan nya sejalan dengan kaidah persengauan prefiks me- maupun prefiks pe-, yaitu :
Bentuk alomorf pe-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem | r, l, w, y, m, n, ny, dan ng |. Contoh:Perawatan,Pelarian.
5.      Nomina Berkonfiks per-an
Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan konfiks per-an.
1.      Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar melalui verba ber- bentuknya mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, pel-an.
Bentuk atau alomorf per-an digunakan apabila diturunkan dari dasar memulai verba berbentuk ber-, seperti Perdagangan(dari verba berdagang) ,Perselingkuhan(dari verba berselingkuh).
2.      Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar (baik akar maupun bukan) nomina, seperti: Perkaretan,Perburuhan.
6.      Nomina Bersufiks –an.
Ada tiga macam proses pembentukan nomina bersufiks –an.
1)      Nomina brsufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal:
·         1.      Hasil me-      (dasar).
·         2.      Yang di-       (dasar).
·         3.      Alat me-       (dasar).
2)      Nomina bersufiks –an yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘tempat ber (dasar)’. Misalnya, nomina kubangan, tepian danpangkalan pada kalimat-kalimat berikut: Lubang-lubang di jalan itu ada yang sebesar kubangan kerba(kubang berarti ‘tempat berkubang’).
3)      Nomina Bersufiks –an yang dibentuk dari dasar langsung memiliki makna gramatikal:
·         Tiap-tiap.
·             Banyak         (dasar).
·         Bersifat         (dasar).
7. Nomina Bersufiks –nya
Ada dua bentuk –nya, yaitu:
1.      -nya sebagai pronomina persona ketiga tunggal, sepert dalam kalimat:  saya mau minta tolong kepadanya.
2.      -nya sebagai sufiks seperti terdapat pada kata-kata naiknya, turunya, dan mahalnya.
Sebagai sufiks –nya membentuk nomina dengan makna gramatikal:1)Hal (dasar) 2)Penegasan.
8. Nomina Berprefiks ter-
Nomina berprefiks ter- dengan makna gramatikal ‘yang di- (dasar)’ hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang hukum. Nomina tersebut adalah tersangka, terperiksa,terdakwa, tergugat, tertuduh, terhukum, dan terpidana.
9. Nomina Berprefiks –el-, -em-, dan, -er-
Infiksasi dalam bahasa indonesia sudah tidak produktif lagi. Artinya, tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru. Nomina berprefiks yang ada adalah: Telapak=tapak, Telunjuk= tujuk.
10.  Nomina Bersufiks Asing
Dalam berkembangnya bahasa indonesia banyak menyerap kosakata asing, terutama dari bahasa Arab, Inggris, dan Belanda. Artinya kosakata itu diserap sekaligus dengan “sufiks” yang menjadi penanda kategori kata serapan itu.
5.1.1.3            Pembentukan ajektifa
Afiks-afiks pembentukan ajektifa

prefiks pe-

prefiks se-

Prefiks ter-

Konfiks
ke-an

Klofiks
me-kan

Klofiks me -i

komponen Makna (+ keadaan)

Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan
   1. Dasar Adjektiva Berprefiks pe- 
Ada dua macam proses pembubuhan prefiks pe- pada dasar adjektiva. Yaitu, pertama yang diimbuhkan secara langsung dan kedua diimbuhkan melalui verba berafiks me-kan. 
(1)   Dasar +          pe-       =>        pe-dasar
(2)   Dasar             =>        me-dasar-kan   +          pe-       =>        pe-dasar
2.      Dasar Adjektiva Berprefiks se-
Pemberian prefiks se- pada semua dasar adjektiva memberi maakna gramatikal ‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya. Misalnya:
-          Sepandai A, “sama pandai dengan A”
*Contoh dalam kalimat: Roni sepandai Rina dalam hal menggambar.
-          Secantik B, “sama cantik dengan B”
*Contoh dalam kalimat: Reni secantik bidadari meski dia tidak bersolek.
-          Setinggi C, “sama tinggi dengan C”
*Contoh dalam kalimat: Tiang listrik itu setinggi tiang bendera di sana.
-          Semahal D, “sama mahal dengan D”
*Contoh dalam kalimat: Baju anak-anak semahal baju orang dewasa.
3.      Dasar Adjektiva Berprefiks ter-            
Pengimbuhan prefiks ter- pada semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘paling (dasar)’. Misalnya:
-          Tercantik, “paling cantik”
4.      Dasar Adjektiva Berkonfiks ke-an      
Pengimbuhan konfiks ke-an pada dasar adjektiva akan memberi makna gramatikal ‘agak (dasar)’ bila adjektiva itu memiliki komponen makna (+warna). Misalnya:
-          Kehitaman, “agak hitam”,contoh dalam kalimat: Mobil itu agak sedikit kehitaman berada di bawah lampu jalan.


5.      Dasar Ajektiva Berklofiks me-kan
       Dasar ajektiva berklofiks me-kan memiliki makna gramatikal “menyebabkan jadi (dasar)” apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat batin). Misalnya:
-          Memalukan, “menyebabkan malu”
6.      Dasar Ajektiva Berklofiks me-i
       Dasar ajektiva berklofiks me-i memiliki makna gramatikal “merasa (dasar) pada” apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ rasa batin). Misalnya:
-          Mencintai, “merasa cinta pada”
7.      Dasar Lain Berkomponen Makna (+ keadaan)
Kosakata berkategori ajektiva dalam bahasa Indonesia sudah merupakan “barang jadi”. Namun, yang disebut “barang jadi” ini ada yang seratus persen berkategori ajektiva itu memiliki pula komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan). Misalnya, merah dan kuning memiliki juga komponen makna (+ bendaan), sehingga keduanya bisa disahului negasi bukan dan tidak. Bentu-bentuk bukan merah dan tidak merah sama-sama berterima. Ajektiva marah dan benci juga memiliki komponen makna (+ tindakan).
8.      Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan
Menurut buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan buku Pedoman Pembentukan Istila (PPI), penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh, bukan terpisah antara dasar dengan afiksnya. Jadi, disamping kita menyerap kata standarditition menjadi standardisasi (-ditition disesuaikan menjadi -disasi). Begitupun di samping kita menyerap kata object menjadi objek, kita menyerap kataobjektive menjadi objektive.