3.1 Kata
a.) Hakikat kata
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu
suku kata atau lebih. Kata dibentuk dari gabungan bermacam-macam suku kata. Suku kata dalam bahasa Indonesia
terdiri atas 11 macam bentuk suku kata. Istilah kata sering kita dengar dan
gunakan. Menurut KBBI (2008 : 633) “kata merupakan morfem atau
kombinasi morfem yang oleh bangsawan dianggap sebagai satuan terkecil yang
dapat diujarkan dalam bentuk bebas atau satuan bahasa yang dapat berdiri
sendiri yang terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem”. Kata kata dari bahasa Melayu dan Indonesia
diambil dari bahasa Sanskerta katha. Dalam
bahasa Sansekerta,
katha bermakna
“konversasi”,”bahasa”,”cerita”atau “dogeng”.
Para tata bahasawan tradisional biasanya
memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Kata adalah
satuan bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf
yang diapit oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti. Para tata bahasawan
struktural terutama penganut Bloomfield memberi pengertian tentang kata
berdasarkan batasan kata yang dibuat mereka . Kata merupakan satuan bebas
terkecil ( a minimal free from
) tidak pernah diulas atau
dikomentari, seolah-olah batasan itu bersifat final.Menurut Abdul Chaer ( 2008
: 63) kata merupakan bentuk
yang ke dalam mempunyai
susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas
dalam kalimat. Hal yang sama juga dinyatakan dalam buku Prof. Dhs. M.
Ramlan (2009 : 33) kata
merupakan satuan bebas yang paling terkecil.
Dari pendapat diatas saya menyimpulkan bahwa Kata adalah satuan
gramatika terkecil yang merupakan gabungan dari beberapa suku kata sehingga
membentuk kata dan memiliki satu arti ataupun pengertian.

·
Kelas terbuka



1. Nomina
Kelas nomina
merupakan kelas kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya
bergabung dengan kata tidak. Juga sering berfungsi sebagai
subjek atau objek dari klausa. Comtohnya rumah, kucing, meja dan sebagainya.
2. Verba
Kelas verba merupakan kelas kata yang menggambarkan
proses, perbuatan, atau keadan. Juga sering disebut dengan kata kerja.
Contohnya belajar, meledak dan sebagainya.
3. Ajektifa
Kelas ajektifa merupakan kata yang menerangkan
nomina(kata benda) dan secara umum dapat digabung dengan kata lebih dan sangat.
Contohnya beret, pendek, panjang dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa kelas terbuka juga dapat disebut
kriteria makna atau semantik ialah keas yang posisi anggotanya dapat
berubah-ubah bisa bertambah atau juga bisa berkurang sesuai dengan
berkembangngya pengaruh ruang lingkup dalam masyarakat. Dan terbagi menjadi
tiga golongan yaitu nomina,verba,adjektiva.
·
Kelas tertutup




1.
kelas
adverbial
2.
kelas preposisi

3.
kelas konjungsi

4.
kelas
artikula
5.
kelas
interjeksi
6.
kelas promina
7.
Kelas
partikel
8.
Kelas
numera
1.
Kelas adverbial
Kelas adverbia merupakan kata yang memberikan
keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau kalimat. Contohnya
sangat, lebih, dan tidak.
2.
Kelas preposis
Kelas preposisi merupakan kata yang bisa
terdapat di depan nomina. Contohnya dari, dengan,di dan ke.
3.
Kelas konjungsi
Kelas konjungsi merupakan kata atau ungkapan penghubung antarkata,antarfrasa,anatarklausa,dan
anatarkalimat. Contohnya dan, sebaliknya dan karena.
4.
Kelas
artikula
Kelas artikulis atau kata sandang merupakan
kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau pendefinitifkan sesuatu
nomina,adjektifa, atau kelas lain. Contohnya si manis.
5.
Kelas
interjeksi
Kelas interjeksi merupakan kata-kata
mengungkapanperasan batin. Contohnya kata-kata singkat seperti wah,cih, dan
sebagainya. Kemudian kata-kata biasa seperti alhamdulillah.
6.
Kelas
pronomina
Kelas pronomina merupakan kata yang digunakan
untuk menggantikan orang atau benda. Contohnya aku, engkau, dan dia.
7.
Kelas partikel
Kelas partikel merupakan kata yang biasanya
tidak dapat diderivasikan atau
diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal,
termasuk didalamnya artikel, konjungsi, preposisi,dan interjeksi.
8.
Kelas
numeralia
Kelas numeralia merupakan kata yang
menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan. Contohnya satu, dua,
tiga dan sebagainya.
Jadi saya menyimpulkan bahwa kelas tertutup adalah
kebalikan dari kelas terbuka yang memunyai arti jumlah anggotanya tidak dapat
bertambah mauun berkurang meskipun mendapat pengaruh dari sosial budaya. Kelas
tertutup terbagi menjadi delapan antara lain kelas adverbial,kelas preposisi,kelas konjungsi,kelas artikula,kelas interjeksi,kelas
promina,Kelas partikel,Kelas numeralia.
c.) Pembentukan kata secara inflektif dan derivatif serta
paradigmanya
Untuk dapat di gunakan didalam kalimat pertuturan
tertentu maka setiap bentuk dasar, terutama bahasa fleksi dan aglutunasi, harus
di bentuk lebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal, baik melalui proses
afiksasi, proses reduplikasi,maupun proses komposisi.
1. Inflektif
Inflektif merupakan perubahan bentuk kata
dalam bahasa fleksi yang menunjukkan berbagai hubungan gramatiakal seperti
deklinasi, nomina, pronomina, adjektiva dan konjungasi. Kata-kata dalam bahasa-bahasa
berflektif, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sanskerta, untuk
dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan
katagori-katagori gramatika yang berlaku dalam bahasa itu. Alat yang digunakan
untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa afiks, yang mungkin berupa
prefiks, infiks, dan sufiks atau juga berupa modifikasi
internal,yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu. Perubahan atau
penyesuaian bentuk pada verba disebut konjugasi,dan perubahan atau penyesuaian
pada nomina dan ajektifa disebut deklinasi. konjugasi pada verba biasanya
berkenaan dengan kala (tense),aspek, modus, diatesis, pesona, jumlah, dan jenis sedangkan deklinasi biasanya
berkenaan dengan jumlah, jenis,
dan kasus.
2. Derivatif
Pembentukan secara derevatif atau
derivisional merupakan pembentukan kata baru, kata yang identitas leksikalnya
tidak sama dengan kata dasarnya. Contohnya dalam bahasa Indonesia dapat
diberikan, misalnya dari kata air yang berkelas nomina dibentuk
menjadi mengairiyang
berkelas verba. Kemudian dari kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan yang berkelaas nomina.perbedaan
identitas leksikal terutama berkenaan dengan makna, sebab meskipun kelasnya
sama seperti kata makanan dan pemakan, yang sama-sama berkelas nomina,
tetapi maknanya tidak sama.
3.2
Klitika
Klitika adalah
semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak
merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Jadi, klitika merupakan
bentuk yang selalu terikat pada bentuk (kata) lain.
Kata Berklitika -lah, Contoh :
-
Cara
seperti itu tidaklah pantas.
Berklitika pun, Contoh :
-
Mereka
pun akhirnya senang tinggal di lokasi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar