Rabu, 02 November 2016

materi kata dalam morfologi

3.1  Kata
a.)    Hakikat kata
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Kata dibentuk dari gabungan bermacam-macam suku kata.  Suku kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas 11 macam bentuk suku kata. Istilah kata sering kita dengar dan gunakan. Menurut KBBI (2008 : 633) “kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bangsawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan dalam bentuk bebas atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri yang terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem”. Kata kata dari bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sanskerta katha. Dalam bahasa Sansekerta, katha bermakna “konversasi”,”bahasa”,”cerita”atau “dogeng”.
Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Kata adalah satuan bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti. Para tata bahasawan struktural terutama penganut Bloomfield memberi pengertian tentang kata berdasarkan batasan kata yang dibuat mereka . Kata merupakan satuan bebas terkecil ( a minimal free from ) tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan itu bersifat final.Menurut Abdul Chaer ( 2008 : 63)  kata merupakan bentuk yang  ke dalam mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas dalam kalimat. Hal yang sama juga dinyatakan dalam buku Prof. Dhs. M. Ramlan  (2009 : 33) kata merupakan satuan bebas yang paling terkecil.
Dari pendapat diatas saya menyimpulkan bahwa Kata adalah satuan gramatika terkecil yang merupakan gabungan dari beberapa suku kata sehingga membentuk kata dan memiliki satu arti ataupun pengertian.
Double Brace: Kelas terbuka    1)  nomina
       2) verba
     3) ajektifa
 

  )  verba
  3) ajektifa.
Kelas terbuka    1)  nomina
  2)  verba
  3) ajektifa.

b.) Klasifikasi kata
·         Kelas terbuka                                  
Lelas kata terbuka adalah kelas yang keanggotaanya dapat bertambah atau berkurang sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata terbuka selalu menjadi dasar dalam proses morfologis. Yang termasuk dalam kelas kata terbuka adalah:
1. Nomina
 Kelas nomina merupakan kelas kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak. Juga sering berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa. Comtohnya rumah, kucing, meja dan sebagainya.
2. Verba
Kelas verba merupakan kelas kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadan. Juga sering disebut dengan kata kerja. Contohnya belajar, meledak dan sebagainya.
3. Ajektifa
Kelas ajektifa merupakan kata yang menerangkan nomina(kata benda) dan secara umum dapat digabung dengan kata lebih dan sangat. Contohnya beret, pendek, panjang dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa kelas terbuka juga dapat disebut kriteria makna atau semantik ialah keas yang posisi anggotanya dapat berubah-ubah bisa bertambah atau juga bisa berkurang sesuai dengan berkembangngya pengaruh ruang lingkup dalam masyarakat. Dan terbagi menjadi tiga golongan yaitu nomina,verba,adjektiva.
·         Kelas tertutup
Kelas kata tertutup adalah kelas kata jumlah keanggotaanya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Yang termasuk kelas kata tetutup adalah
Kelas tertutup
1.          kelas adverbial
2.          kelas preposisi
3.          kelas konjungsi
4.          kelas artikula
5.          kelas interjeksi
6.          kelas promina
7.          Kelas partikel
8.          Kelas numera
1.        Kelas adverbial
Kelas adverbia merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau kalimat. Contohnya sangat, lebih, dan tidak.
2.        Kelas preposis
Kelas preposisi merupakan kata yang bisa terdapat di depan nomina. Contohnya dari, dengan,di dan ke.
3.       Kelas konjungsi
Kelas konjungsi merupakan kata atau ungkapan penghubung  antarkata,antarfrasa,anatarklausa,dan anatarkalimat. Contohnya dan, sebaliknya dan karena.
4.      Kelas artikula
Kelas artikulis atau kata sandang merupakan kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau pendefinitifkan sesuatu nomina,adjektifa, atau kelas lain. Contohnya si manis.
5.      Kelas interjeksi
Kelas interjeksi merupakan kata-kata mengungkapanperasan batin. Contohnya kata-kata singkat seperti wah,cih, dan sebagainya. Kemudian kata-kata biasa seperti alhamdulillah.
6.      Kelas pronomina
Kelas pronomina merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda. Contohnya aku, engkau, dan dia.
7.       Kelas partikel
Kelas partikel merupakan kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan  atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk didalamnya artikel, konjungsi, preposisi,dan interjeksi.
8.      Kelas numeralia
Kelas numeralia merupakan kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan. Contohnya satu, dua, tiga dan sebagainya.
Jadi saya menyimpulkan bahwa kelas tertutup adalah kebalikan dari kelas terbuka yang memunyai arti jumlah anggotanya tidak dapat bertambah mauun berkurang meskipun mendapat pengaruh dari sosial budaya. Kelas tertutup terbagi menjadi delapan antara lain kelas adverbial,kelas preposisi,kelas konjungsi,kelas artikula,kelas interjeksi,kelas promina,Kelas partikel,Kelas numeralia.
c.) Pembentukan kata secara inflektif dan derivatif serta paradigmanya
Untuk dapat di gunakan didalam kalimat pertuturan tertentu maka setiap bentuk dasar, terutama bahasa fleksi dan aglutunasi, harus di bentuk lebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi,maupun proses komposisi.
1.      Inflektif
Inflektif merupakan perubahan bentuk kata dalam bahasa fleksi yang menunjukkan berbagai hubungan gramatiakal seperti deklinasi, nomina, pronomina, adjektiva dan konjungasi. Kata-kata dalam bahasa-bahasa berflektif, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sanskerta, untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan katagori-katagori gramatika yang berlaku dalam bahasa itu. Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa afiks, yang mungkin berupa prefiks, infiks, dan sufiks atau juga berupa modifikasi internal,yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu. Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba disebut konjugasi,dan perubahan atau penyesuaian pada nomina dan ajektifa disebut deklinasi. konjugasi pada verba biasanya berkenaan dengan kala (tense),aspek, modus, diatesis, pesona, jumlah, dan jenis sedangkan deklinasi biasanya berkenaan dengan jumlah, jenis, dan kasus.
2.      Derivatif
Pembentukan secara derevatif atau derivisional merupakan pembentukan kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya. Contohnya dalam bahasa Indonesia dapat diberikan, misalnya dari kata air yang berkelas nomina dibentuk menjadi mengairiyang berkelas verba. Kemudian dari kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan yang berkelaas nomina.perbedaan identitas leksikal terutama berkenaan dengan makna, sebab meskipun kelasnya sama seperti kata makanan dan pemakan, yang sama-sama berkelas nomina, tetapi maknanya tidak sama.
3.2           Klitika
Klitika adalah semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Jadi, klitika merupakan bentuk yang selalu terikat pada bentuk (kata) lain.
Kata Berklitika -lah, Contoh :
-          Cara seperti itu tidaklah pantas.
Berklitika pun, Contoh :
-          Mereka pun akhirnya senang tinggal di lokasi itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar