KONVERENSI,
AKROMINASI DAN PENYERAPAN
12.1
Proses Konversi
Konversi lazim juga disebut derivasi
zero, transmutasi atau transposisi adalah pembentukan kata dari sebuah dasr
berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk fisik
dari dasar itu. Misalnya, kata cangkul dalam kalimat (1) adalah berkategori
nomina, tetapi pada kalimat (2) adalah berkategori verba.
(1) Petani
membawa cangkul e sawah.
(2) Cangkul
dulu tanah itu, baru ditanami.
Penyebabnya
dalah kata cangkul, dan sejumlah kata lainnya disamping memiliki komponen makna
(+bendaan) juga memiliki komponen makna (+alat) dan (+tindakan). Komponen makna
(+tindakan) inilah yang menyebabkan kata cangkul itu dalam kalimat imperatif
menjadi berkategori veba. Hal ini berbeda dengan kata pisau yang memiliki
komponen makna (+bendaan), (+alat) dan (+tindakan). Ketiadaan komponen makna
(+tindakan) pada kata pisau itu tidak bisa digunakan sebagai verba dalam
kalomapt imperatif.
Jumlah
kosakata nomina yang memiliki komponen makna (+tindakan) snagat terbatas. Di
antaranya adalah:
Kunci
|
Amplas
|
Kikir
|
Sikat
|
Gergaji
|
Pacul
|
Lantai
|
Kupas
|
Tutup
|
Ketam
|
Kail
|
Kapak
|
Pancing
|
Serut
|
silet
|
borgol
|
2.2
Akronimisasi
Akronimisasi
adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang
direalisasikan dakam sebuah ontruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini
menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim adalah
juga sebuah singkatan, namun yang “diperlakukan” sebagai sebuah kata atau
sebuah butir leksem. Misalnya kata pilada berasal dari pemilihan kepala daerah.
Kaidah
pembentukan aronimisasi;
1
|
Pengambilan
huruf-huruf (fonem) pertama kata-kata yang membentuk konsep itu.
|
-
IKIP : Ikatan Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
-
IDI: Ikatan Dokter Indonesia
-
ABRI : Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia
|
2
|
Pengambilan
suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu.
|
-
Rukan : rumah kantor
-
Balita : bawah lima tahun
-
Orpol : organisasi politik
|
3
|
Pengambilan
suku kata pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari
setiap kata yang membentuk konsep itu.
|
-
Warteg : warung tepi
-
Depkes :departemen kesehatan
-
Kalbar : kalimantan barat
|
4
|
Pengambilan
suku kata yang dominan dari setiap kata yang mewadahi konsep itu.
|
-
Juklak: petunjuk pelaksana
-
Tilang: bukti pelanggaran
-
Litbang: penelitian dan
pengembangan
|
5
|
Pengambilan
suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beratura
namun masih dengan memperhatikan “keindahan” bunyi.
|
-
Pilkada : pemilihan kepala daerah
-
Organda: organisasi angkutan
darat
-
Kloter: kelompok terbang
|
6
|
Pengambilan
unsur-unsur kata yang mewadahi konsep itu tetapi sukar disebutkan
keteraturannya termasuk diseni.
|
-
Sinetron: sinema elektronik
-
Insert: informasi selebritis
-
Satpam: satuan pengamanan
|
2.3
Penyerapan
Penyerapan
adalah proses pengambilan kosakata dari bahasa asing, baik bahasa asing termasuk
juga bahasa-bahasa Nusantara (seperti bahasa jawa, sunda bahasa minang, bahasa
bali dan sebagainnya). Didalam sejarahnya penyerapan kosakata asing berlangsung
secara audial artinya melalui pendengaran: orang asing mengucapkan kosakata
asing ini, lalu orang Indonesia menirukannya sesuai dengan yang didengarnya.
Karena sistem fonologi bahasa asing itu berbeda dengan sistem fonologi bahasa
yang dimiliki orang Indonesia, maka bunyi ujaran bahsa asing ditiru menurut
kemampuan lidah melafalkannya.
Penyerapan
bahasa asing secara audial ini telah berlangsung lama dan telah menghasilkan
kata-kata yang banyak sekali jumlahnya, yang kadang-kadang sudah tidak lagi
dari asalnya.Sejak terbitnya buku pedoman pembentukan istilah dan buku pedoman
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, penyerapan kata-kata asing harus
dilakukan secara visual. Artinya bedasarkan apa yang dilihat didalam tulisan.
Inti pedoman pembentukan tulisan itu adalah:
Pertama, kata-kata yang sudah terserap
dan lazim digunakan sebelum buku pedoman ini terbit, tidak perlu lagi diubah
ejaannya. Misalnya kata –kata kabar,
sirsak, telepon, iklan, perlu, bengkel, hadir dan badan.
Kedua, penyerapan dilakukan secara utuh.
Misalnya kata standardisasi, efektivitas,
objektifitas dan implementasi diserap secara utuh disamping kata standar, efektif, objektif dan implemen.
Ketiga, huruf-huruf asing pada awal kata
haru disesuaikan sebagai berikut;
au tetap au
-
audiogaram
-
autotroph
-
hydraulic
|
cc dimuka e dan i menjadi ks
-
accent
-
vaccin
-
aksen
|
E tetap e
-
effect
-
description
-
synthesis
|
e dimuka a, u, o dan konsonan
menjadi k
-
calomel
-
contruction
-
cubic
-
classification
|
cch dan ch dimuka a, o dan konsonan
menjadi k
-
saccharin
-
charisma
-
cholera
|
Ea tetap ea
-
idealist
-
habeas
|
c dimuka e, l, oe, dan y menjadi s
-
central
-
ciculation
-
ceelom
|
Ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
-
Echelon
-
Machine
|
Eo tetap eo
-
Streo
-
Geometry
-
zeolite
|
cc dimuka o,u, dan konsonan
menjadi k
-
accommodation
-
acculturation
|
Ch yang lafalnya c menjadi c
-
Check
-
China
|
F tetap f
-
Fanatic
-
Factor
-
fossil
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar