Rabu, 28 Desember 2016

KONVERENSI, AKROMINASI DAN PENYERAPAN

KONVERENSI, AKROMINASI DAN PENYERAPAN
12.1 Proses Konversi
            Konversi lazim juga disebut derivasi zero, transmutasi atau transposisi adalah pembentukan kata dari sebuah dasr berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu. Misalnya, kata cangkul dalam kalimat (1) adalah berkategori nomina, tetapi pada kalimat (2) adalah berkategori verba.
(1)   Petani membawa cangkul e sawah.
(2)   Cangkul dulu tanah itu, baru ditanami.
            Penyebabnya dalah kata cangkul, dan sejumlah kata lainnya disamping memiliki komponen makna (+bendaan) juga memiliki komponen makna (+alat) dan (+tindakan). Komponen makna (+tindakan) inilah yang menyebabkan kata cangkul itu dalam kalimat imperatif menjadi berkategori veba. Hal ini berbeda dengan kata pisau yang memiliki komponen makna (+bendaan), (+alat) dan (+tindakan). Ketiadaan komponen makna (+tindakan) pada kata pisau itu tidak bisa digunakan sebagai verba dalam kalomapt imperatif.
            Jumlah kosakata nomina yang memiliki komponen makna (+tindakan) snagat terbatas. Di antaranya adalah:
Kunci
Amplas
Kikir
Sikat
Gergaji
Pacul
Lantai
Kupas
Tutup
Ketam
Kail
Kapak
Pancing
Serut
silet
borgol





2.2 Akronimisasi
            Akronimisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dakam sebuah ontruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang “diperlakukan” sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksem. Misalnya kata pilada berasal dari pemilihan kepala daerah.
            Kaidah pembentukan aronimisasi;
1
Pengambilan huruf-huruf (fonem) pertama kata-kata yang membentuk konsep itu.
-          IKIP : Ikatan Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-          IDI: Ikatan Dokter Indonesia
-          ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
2
Pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu.
-          Rukan : rumah kantor
-          Balita : bawah lima tahun
-          Orpol : organisasi politik
3
Pengambilan suku kata pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu.
-          Warteg : warung tepi
-          Depkes :departemen kesehatan
-          Kalbar : kalimantan barat
4
Pengambilan suku kata yang dominan dari setiap kata yang mewadahi konsep itu.
-          Juklak: petunjuk pelaksana
-          Tilang: bukti pelanggaran
-          Litbang: penelitian dan pengembangan
5
Pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beratura namun masih dengan memperhatikan “keindahan” bunyi.
-          Pilkada : pemilihan kepala daerah
-          Organda: organisasi angkutan darat
-          Kloter: kelompok terbang
6
Pengambilan unsur-unsur kata yang mewadahi konsep itu tetapi sukar disebutkan keteraturannya termasuk diseni.
-          Sinetron: sinema elektronik
-          Insert: informasi selebritis
-          Satpam: satuan pengamanan


2.3 Penyerapan
            Penyerapan adalah proses pengambilan kosakata dari bahasa asing, baik bahasa asing termasuk juga bahasa-bahasa Nusantara (seperti bahasa jawa, sunda bahasa minang, bahasa bali dan sebagainnya). Didalam sejarahnya  penyerapan kosakata asing berlangsung secara audial artinya melalui pendengaran: orang asing mengucapkan kosakata asing ini, lalu orang Indonesia menirukannya sesuai dengan yang didengarnya. Karena sistem fonologi bahasa asing itu berbeda dengan sistem fonologi bahasa yang dimiliki orang Indonesia, maka bunyi ujaran bahsa asing ditiru menurut kemampuan lidah melafalkannya.
            Penyerapan bahasa asing secara audial ini telah berlangsung lama dan telah menghasilkan kata-kata yang banyak sekali jumlahnya, yang kadang-kadang sudah tidak lagi dari asalnya.Sejak terbitnya buku pedoman pembentukan istilah dan buku pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, penyerapan kata-kata asing harus dilakukan secara visual. Artinya bedasarkan apa yang dilihat didalam tulisan. Inti pedoman pembentukan tulisan itu adalah:
            Pertama, kata-kata yang sudah terserap dan lazim digunakan sebelum buku pedoman ini terbit, tidak perlu lagi diubah ejaannya. Misalnya kata –kata kabar, sirsak, telepon, iklan, perlu, bengkel, hadir dan badan.
            Kedua, penyerapan dilakukan secara utuh. Misalnya kata standardisasi, efektivitas, objektifitas dan implementasi diserap secara utuh disamping kata standar, efektif, objektif dan implemen.
            Ketiga, huruf-huruf asing pada awal kata haru disesuaikan sebagai berikut;
au tetap au
-          audiogaram
-          autotroph
-          hydraulic
cc dimuka e dan i menjadi ks
-          accent
-          vaccin
-          aksen
E tetap e
-          effect
-          description
-          synthesis
e dimuka a, u, o dan konsonan menjadi k
-          calomel
-          contruction
-          cubic
-          classification

cch dan ch dimuka a, o dan konsonan menjadi k
-          saccharin
-          charisma
-          cholera
Ea tetap ea
-          idealist
-          habeas
c dimuka e, l, oe, dan y menjadi s
-          central
-          ciculation
-          ceelom

Ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
-          Echelon
-          Machine

Eo tetap eo
-          Streo
-          Geometry
-          zeolite
cc dimuka o,u, dan konsonan menjadi k
-          accommodation
-          acculturation

Ch yang lafalnya c menjadi c
-          Check
-          China

F tetap f
-          Fanatic
-          Factor
-          fossil


Tidak ada komentar:

Posting Komentar