1.
Reduplikasi (Proses Pengulangan)
Proses pengulangan
atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun
sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini
disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar.Menurut KBBI (2008:1153)
Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata
atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.Menurut pendapat
lain Masnur Muslich (1990:48) Proses
pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk
dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afik maupun tidak.Contoh: gunung-gunung, menari-nari,
gerak-gerik dan sebagainya.Sedangkan menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik
dan sebagainya. Serta menurut Soedjito
(1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang
bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem
maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan sebagainya.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa Reduplikasi adalah proses pengulangan kata
atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan
perulangan utuh maupun sebagian.
2. Pembagian
Proses Pengulangan atau Reduplikasi
A.
Reduplikasi fonologis
Reduplikasi
fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang
statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan
reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna
leksikal. Abdul Chaer (2008:179)
Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
Yang termasuk
reduplikasi fonologis
|
Pengertian
|
1.
dada, pipi, kuku,
cincin;
|
Bentuk-bentuk
tersebut bukan berasal dari da, pi, ku, dan cin. Jadi,
bentuk-bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama;
|
2. foya-foya,
tubi-tubi,
anai-anai, ani-ani;
|
Bentuk-bentuk ini
memang jelas termasuk bentuk pengulangan yang diulang secara utuh. Akan
tetapi, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri. Saat ini,
dalam bahasa Indonesia tidak ada akar foya, tubi, anai, dan ani;
|
3.
3. kupu-kupu,
kura-kura,
onde-onde, paru-paru;
|
Bentuk-bentuk
ini juga merupakan pengulangan yang diulang secara utuh. Akan tetapi, hasil
reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya
menghasilkan makna leksikal;
|
4. luntang-lantung,
mondar-
mandir,
teka-teki, kocar-kacir.
|
Bentuk-bentuk ini
tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Selain itu,
maknanya pun hanya makna leksikal, bukan makna gramatikal.
|
B. Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah
proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar,
tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah
kata. Abdul Chaer (2008:179) menyebutnya
menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’. Contoh:
- suaminya benar
benar jantan;
- jangan
jangan kau dekati pemuda itu;
- jauh
jauh sekali negeri yang akan kita datangi.
Makna Reduplikasi
sintaksis
|
Contoh
|
1.
makna ‘menegaskan’ atau ‘menguatkan’.Dalam hal ini
termasuk juga reduplikasi yang dilakukan terhadap sejumlah kata ganti orang
(pronomina persona)
|
-Yang tidak
datang ternyata dia dia juga.
- - mereka
mereka memang sengaja tidak diundang.
- -
- kita kita ini memang termasuk orang yang tidak setuju
dengan beliau.
|
2.
dilakukan terhadap akar yang menyatakan waktu
|
- -
besok-besok kamu boleh datang kesini.
- -dalam minggu-minggu ini
kabarnya beliau akan datang.
- - hari-hari menjelang
pilkada beliau tampak sibuk.
|
3.
memiliki ikatan yang cukup longgar sehingga kedua
unsurnya memiliki potensi untuk dipisahkan.
|
- - jangan kau
dekati pemuda itu, jangan.
- - panas memang panas rasa
hatiku.
- - benar suaminya benar jantan.
|
C. Reduplikasi
Semantis
Reduplikasi
semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang
bersinonim. Misalnya, cerdik cendekia, alim ulama, dan ilmu
pengetahuan. Selain itu, bentuk-bentuk seperti segar bugar, kering
mersik, muda belia, tua renta, dan gelap gulita menurut
Abdul Chaer (2008:180) juga termasuk
dalam reduplikasi semantis. Akan tetapi, bentuk-bentuk seperti ini dalam
berbagai buku tata bahasa dimasukkan dalam kelompok reduplikasi berubah bunyi.
D. Reduplikasi
Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat
terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks, dan berupa
bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan
sebagian, maupun pengulangan berubah bunyi.
Abdul Chaer (2008:181) Terbagi menjadi:
a. Pengulangan Akar
Macam
|
Pengertian
|
Contoh
|
Dwilingga (pengulangan utuh)
|
pengulangan
bentuk dasar tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu;
|
meja-meja (bentuk
dasar meja), sungguh-sungguh(bentuk dasar sungguh),
makan-makan (bentuk dasar makan), dantinggi-tinggi (bentuk
dasar tinggi);
|
Dwipurwa
(pengulangan sebagian)
|
pengulangan
bentuk dasar yang hanya salah satu suku katanya saja yang diulang, dalam hal
ini suku awal kata, disertai dengan “pelemahan” bunyi
|
tetangga (bentuk
dasar tangga),leluhur (bentuk dasar luhur), lelaki (bentuk
dasar laki), dan jejari(bentuk dasar jari);
|
Dwilingga
salin suara (pengulangan dengan perubahan bunyi)
|
Pengulangan
dengan perubahan bunyi (dwilingga salin suara) adalah pengulangan bentuk
dasar tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi
vokalnya bisa pula bunyi konsonannya;
|
bolak-balik,
corat-coret, kelap-kelip, sayur-mayur, lauk-pauk, ramah-tamah;
|
Dwiwasana
|
pengulangan
bagian belakang dari leksem
|
tertawa-tawa,
pertama-tama, sekali-sekali, berhari-hari
|
Trilingga
|
pengulangan
kata dasar sebanyak tiga kali dengan variasi fonem.
|
cas-cis-cus,
ngak-ngek-ngok, dag-dig-dug, dar-der-dor.
|
b. Pengulangan Dasar
Berafiks
Ada tiga macam proses afiksasi
dalam reduplikasi ini :
Pertama,
sebuah akar diberi afiks dahulu, kemudian direduplikasi. Misalnya, pada
akar lihat mula-mula diberi prefiks me- menjadimelihat,
kemudian baru diulang menjadi bentuk melihat-melihat;
|
Kedua,
sebuah akar direduplikasi dahulu, baru kemudian diberi afiks. Misalnya,
akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru
kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan;
|
Ketiga,
sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misalnya, pada
akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan
sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
|
c. Reduplikasi
Morfemis
Macam
|
Contoh
|
Reduplikasi
pembentuk verba
|
1. Sebaiknya beres-beres dari
sekarang.
2. Habis
sudah majalah ini digunting-gunting oleh adikmu.
|
Reduplikasi
pembentuk ajektiva
|
1. Anak
Pak Hasan cantik-cantik.
2. Keris
ini pusaka turun-temurun keluarga kami.
|
Reduplikasi
pembentuk nomina
|
1. Penduduk
desa itu bertanam sayur-mayur.
2. Tetangga kami
akan mengadakan pesta selamatan.
|
Reduplikasi
pembentuk pronomina
|
1. Dia-dia saja
yang menjadi ketua kelompok.
2. Kami-kami ini
biasanya makan di warung tegal.
|
Reduplikasi
pembentuk adverbia
|
1. Kerjakan tiga-tiga supaya
cepat selesai.
2. Dia
meniti jembatan itu dengan perlahan-lahan.
|
Reduplikasi
pembentuk interogativa
|
1. Apa-apaan kamu
datang ke rumah saya malam-malam begini.
|
Reduplikasi
pembentuk numeralia
|
1. Berpuluh-puluh mahasiswa
berkumpul di depan kantor rektor untuk mengadakan aksi unjuk rasa.
|
E. Reduplikasi
Dasar Nomina 191
Macam
|
Pengertian
|
Contoh
|
1. Bentuk monomorfemis + kata ulang
|
Pada tipe ini, bentuk nomina ulang adalah
mengulang bentuk dasar
|
sepeda-sepeda, majalah-majalah,
dan rumah-rumah;
|
2. Bentuk polimorfemis + kata ulang
|
Tipe ini mengulang bentuk-bentuk berimbuhan
|
jawaban-jawaban, uraian-uraian,
dan permainan-permainan.
|
3. Bentuk dasar + kata ulang yang
diikuti perubahan vokal
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan perubahan vokal pada konstituen ulang
|
corat-coret, warna-warni,
dan desas-desus.
|
4. Bentuk dasar + kata ulang yang
diikuti perubahan konsonan
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan perubahan konsonan pada konstituen ulang;
|
lauk-pauk, sayur-mayur, dan beras-petas.
|
5. Bentuk dasar + kata ulang + ber-.
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan penambahan imbuhan ber- pada konstituen ulang;
|
anak-beranak, adik-beradik,
dan baris-berbaris.
|
6. Bentuk dasar + kata ulang + -em-/-el-.
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan penambahan imbuhan –em-/-el- pada kostituen ulang;
|
: jari-jemari, tali-temali, dan gigi-geligi.
|
7. Bentuk dasar + kata ulang parsial.
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan penambahan suku pertama yang disertai perubahan vokal atau
bentuk dasar;
|
sesama, jejari, rumah-rumah sakit, dan surat-surat kabar.
|
8. Bentuk dasar + kata ulang + -an.
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan penambahan imbuhan –an pada konstituen ulang;
|
kartu-kartuan, kucing-kucingan, biji-bijian, dan tanam-tanaman.
|
9. Bentuk dasar + kata ulang parsial + -an.
|
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang
diikuti dengan penambahan suku pertama yang disertai perubahan vokal dan
imbuhan –an.
|
dedaunan, pepohonan, dan rerumputan.
|
F.
Reduplikasi Dasar Verba
Bentuk
dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar verba ini menurut Abdul Chaer (2008:194) adalah :
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ kejadian berulang
kali ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( -
durasi ). Misalnya :
Dari tadi beliau marah –
marah terus.
|
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ Kejadian
berintensitas ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan
( + durasi ). Misalnya :
Mereka berlari – lari di
halaman sekolah.
|
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ berbalasan ‘
apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( - durasi )
serta dalam bentuk berprefiks me – regresif. Misalnya :Kita tidak boleh salah
– menyalahkan dulu.
|
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ dilakukan tanpa
tujuan ( dasar ) ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan )
dan ( + durasi ). Misalnya :
Mari kita duduk – duduk
di taman depan.
|
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ hal me…… ‘ apabila
dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + durasi ) serta dalam
bentuk reduplikasi berprefiks me – regresif. Misalnya :
Menerima pekerjaan ketik
– mengetik.
|
·
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ begitu ( dasar
) ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + saat ).
Misalnya :
Saya tidak sadar, tahu –
tahu dia sudah berada didepanku
|
G.
Reduplikasi Dasar Adjektiva 196
Bentuk reduplikasi dan makna gramatikal yang terjadi pada dasar ajektifa
ini menurut Abdul Chaer (2008:196) yaitu :
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ banyak yang dasar ‘ jika bentuk dasar
memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð ` Pohon – pohon di hutan
itu besar – besar.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ se ( dasar ) mungkin ‘ jika bentuk dasar
memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð Buang jauh – jauh
pikiran seperti itu.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ hanya yang ( dasar ) ‘ jika bentuk dasar
memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð Kumpulkan buah itu yang
besar – besar saja.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ sedikit bersifat ( dasar ) ‘ jika bentuk
dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + warna ). Misalnya :
Dari jauh air laut
tampak kebiru – biruan.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ meskipun ( dasar ) ‘ jika bentuk dasar
memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + sikap ). Misalnya :
Kecil – kecil berani
dia melawan preman itu.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ sama ( dasar ) dengan ‘ jika bentuk
dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
Nyamuk
di situ segede – gede lalat hijau.
|
·
Dasar ajektifa apabila direduplikasikan
akan menghasilkan makna gramatikal ‘ intensitas ‘ jika bentuk dasar memiliki
komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
Janganlah kamu melemah
– lemahkan semangat dia.
|
H.
Reduplikasi Kelas Tertutup 199
Dalam kelas
tertutup Abdul Chaer (2008:199) menerangkan bahwa :
Macam
|
Pengertian
|
Contoh
|
a. Reduplikasi dasar adverbia negasi
|
bukan, tidak, tak, dan tiada. Yang terlibat
dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak, bentuk tak dan tiada tidak
terlibat dalam proses itu;
|
Di - sini kamu jangan bicara yang bukan – bukan.
- Anak
itu selalu menangis meminta yang tidsak – tidak.
|
b. Reduplikasi dasar adverbia larangan
|
jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan
dengan reduplikasi hanyalah akar jangan;
|
-
Hari ini dia tidak masuk sekolah, kemarin dia juga tidak masuk sekolah,
jangan – jangan dia sakit.
|
c. Reduplikasi dasar adverbia kala
|
kata – kata sudah dan telah untuk menyatakan
kata lampau ; sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini ; akan dan
mau untuk menyatakan kala yang akan datang;
|
- Kalau
mengingat yang sudah – sudah kami memang kasihan kepadanya.
|
d. Reduplikasi dasar adverbia keharusan
|
barangkali, kali, dan mungkin yang
menyatakan kemungkinan ; mesti, harus, dan wajib yang menyatakan keharusan ;
mau, ingin, dan hendak yang menyatakan keinginan ; dan boleh yang menyatakan
kebolehan;
|
- Jangan
bekerja semau – maunya saja.
|
e. Reduplikasi dasar adverbia jumlah
|
adverbia jumlah ada banyak, sedikit, lebih,
kurang, dan cukup. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi;
|
-Beri
dia minum sedikit – sedikit.
-Kami
dapat membantu sebanyak – banyaknya.
|
f. Reduplikasi dasar adverbia taraf
|
agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang,
dan paling. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah agak dan paling;
|
-Harganya paling – paling seribu rupiah.
|
g. Reduplikasi dasar adverbia frekuensi
|
sekali, jarang, sering, dan lagi. Semuanya
terlibat dalam proses reduplikasi;
|
Se-kali
– sekali dia datang juga ke sini.
-Sering
– seringlah kau singgah di situ.
|
h. Reduplikasi dasar numeralia
|
nama – nama bilangan bulat juga bilangan
seperti sepertiga, setengah, seperempat, dan sebagainya;
|
-Anak
– anak itu dibariskan dua – dua.
-Mereka
diberi uang seratus – seratus.
|
i.Reduplikasi dasar konjungsi koordinatif
|
dan yang menyatakan ‘ gabungan ‘ ; serta
yang menyatakan ‘ kesertaan ‘ ; tetapi, namun dan melainkan yang menyatakan ‘
kebalikan ‘ ; bahkan dan malah ( an ) yang menyatakan ‘ penguatan ‘ ;
kemudian, setelah, sesudah, dan lalu yang menyatakan ‘ hubungan waktu ‘.
Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses reduplikasi;
|
Kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang
lalu –lalu.
|
j. Reduplikasi dasar konjungsi
subordinatif
|
karena, sebab, asal, dan lantaran yang
menyatakan ‘ sebab ‘ ; kalau, jika, jikalau, andai, andaikata, dan seandainya
yang menyatakan ‘ persyaratan ‘ ; meski ( pun ), biar ( pun ), walau ( pun ),
kendati ( pun ) yang menyatakan ‘ penguatan ‘ ; hingga, sehingga, dan sampai
yang menyatakan ‘ batas ‘ ; dan kecuali yang menyatakan ‘ perkecualian ‘.
Namun yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan
sampai.
|
Mari
kita ke kebun, kalau – kalau ada durian jatuh.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar