Minggu, 04 Desember 2016

Reduplikasi (Proses Pengulangan)

                                                      
1.       Reduplikasi (Proses Pengulangan)
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.Menurut pendapat lain Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak.Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan sebagainya.Sedangkan menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan sebagainya. Serta menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan sebagainya.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa Reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian.
2.      Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
A.     Reduplikasi fonologis 
 Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Abdul Chaer (2008:179) Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:

Yang termasuk reduplikasi fonologis
Pengertian
1.      dada, pipi, kuku, cincin;
Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari da, pi, ku, dan cin. Jadi, bentuk-bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama;
2.      foya-foya, tubi-tubi,
 anai-anai, ani-ani;

Bentuk-bentuk ini memang jelas termasuk bentuk pengulangan yang diulang secara utuh. Akan tetapi, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri. Saat ini, dalam bahasa Indonesia tidak ada akar foya, tubi, anai, dan ani;
3.                    3. kupu-kupu, kura-kura,
 onde-onde, paru-paru;

Bentuk-bentuk ini juga merupakan pengulangan yang diulang secara utuh. Akan tetapi, hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal;
4.      luntang-lantung, mondar-
mandir, teka-teki, kocar-kacir.
Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Selain itu, maknanya pun hanya makna leksikal, bukan makna gramatikal.



B.      Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Abdul Chaer (2008:179) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’. Contoh:
-         suaminya benar benar jantan;
-         jangan jangan kau dekati pemuda itu;
-         jauh jauh sekali negeri yang akan kita datangi.
Makna Reduplikasi sintaksis
Contoh
1.      makna ‘menegaskan’ atau ‘menguatkan’.Dalam hal ini termasuk juga reduplikasi yang dilakukan terhadap sejumlah kata ganti orang (pronomina  persona)
-Yang  tidak datang ternyata dia dia juga.
-    -  mereka mereka memang sengaja tidak diundang.
-  - - kita kita ini memang termasuk orang yang tidak setuju dengan beliau.

2.      dilakukan terhadap akar yang menyatakan waktu
-    - besok-besok kamu boleh datang kesini.
-    -dalam minggu-minggu ini kabarnya beliau akan datang.
-    - hari-hari menjelang pilkada beliau tampak sibuk.
3.      memiliki ikatan yang cukup longgar sehingga kedua unsurnya memiliki potensi untuk dipisahkan.
-    - jangan kau dekati pemuda itu, jangan.
-   -  panas memang panas rasa hatiku.
-   -  benar suaminya benar jantan.
C.      Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya, cerdik cendekia, alim ulama, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, bentuk-bentuk seperti segar bugar, kering mersik, muda belia, tua renta, dan gelap gulita menurut Abdul Chaer (2008:180) juga termasuk dalam reduplikasi semantis. Akan tetapi, bentuk-bentuk seperti ini dalam berbagai buku tata bahasa dimasukkan dalam kelompok reduplikasi berubah bunyi.
D.     Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks, dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan sebagian, maupun pengulangan berubah bunyi. Abdul Chaer (2008:181) Terbagi menjadi:
a. Pengulangan Akar
Macam
Pengertian
Contoh
 Dwilingga (pengulangan utuh)

pengulangan bentuk dasar tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu;
meja-meja (bentuk dasar meja), sungguh-sungguh(bentuk dasar sungguh), makan-makan (bentuk dasar makan), dantinggi-tinggi (bentuk dasar tinggi);
 Dwipurwa (pengulangan sebagian)

pengulangan bentuk dasar yang hanya salah satu suku katanya saja yang diulang, dalam hal ini suku awal kata, disertai dengan “pelemahan” bunyi
tetangga (bentuk dasar tangga),leluhur (bentuk dasar luhur), lelaki (bentuk dasar laki), dan jejari(bentuk dasar jari);
 Dwilingga salin suara (pengulangan dengan perubahan bunyi)

Pengulangan dengan perubahan bunyi (dwilingga salin suara) adalah pengulangan bentuk dasar tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya bisa pula bunyi konsonannya;
bolak-balik, corat-coret, kelap-kelip, sayur-mayur, lauk-pauk, ramah-tamah;

 Dwiwasana

pengulangan bagian belakang dari leksem
tertawa-tawa, pertama-tama, sekali-sekali, berhari-hari
 Trilingga

pengulangan kata dasar sebanyak tiga kali dengan variasi fonem.
cas-cis-cus, ngak-ngek-ngok, dag-dig-dug, dar-der-dor.
b. Pengulangan Dasar Berafiks
Ada tiga macam proses afiksasi dalam reduplikasi ini :
 Pertama, sebuah akar diberi afiks dahulu, kemudian direduplikasi. Misalnya, pada akar lihat mula-mula diberi prefiks me- menjadimelihat, kemudian baru diulang menjadi bentuk melihat-melihat;
 Kedua, sebuah akar direduplikasi dahulu, baru kemudian diberi afiks. Misalnya, akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan;

 Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misalnya, pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
c. Reduplikasi Morfemis
Macam
Contoh
 Reduplikasi pembentuk verba
1. Sebaiknya beres-beres dari sekarang.
2. Habis sudah majalah ini digunting-gunting oleh adikmu.
 Reduplikasi pembentuk ajektiva

1. Anak Pak Hasan cantik-cantik.
2. Keris ini pusaka turun-temurun keluarga kami.
 Reduplikasi pembentuk nomina

1. Penduduk desa itu bertanam sayur-mayur.
2. Tetangga kami akan mengadakan pesta selamatan.
 Reduplikasi pembentuk pronomina

1. Dia-dia saja yang menjadi ketua kelompok.
2. Kami-kami ini biasanya makan di warung tegal.
 Reduplikasi pembentuk adverbia

1. Kerjakan tiga-tiga supaya cepat selesai.
2. Dia meniti jembatan itu dengan perlahan-lahan.

 Reduplikasi pembentuk interogativa

1. Apa-apaan kamu datang ke rumah saya malam-malam begini.
 Reduplikasi pembentuk numeralia

1. Berpuluh-puluh mahasiswa berkumpul di depan kantor rektor untuk mengadakan aksi unjuk rasa.
E.      Reduplikasi Dasar Nomina 191
Macam
Pengertian
Contoh
1.      Bentuk monomorfemis + kata ulang
Pada tipe ini, bentuk nomina ulang adalah mengulang bentuk dasar
sepeda-sepeda, majalah-majalah, dan rumah-rumah;
2.      Bentuk polimorfemis + kata ulang
Tipe ini mengulang bentuk-bentuk berimbuhan
jawaban-jawaban, uraian-uraian, dan permainan-permainan.
3.      Bentuk dasar + kata ulang yang diikuti perubahan vokal
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan perubahan vokal pada konstituen ulang
corat-coret, warna-warni, dan desas-desus.

4.      Bentuk dasar + kata ulang yang diikuti perubahan konsonan
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan perubahan konsonan pada konstituen ulang;
lauk-pauk, sayur-mayur, dan beras-petas.

5.      Bentuk dasar + kata ulang + ber-.
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan penambahan imbuhan ber- pada konstituen ulang;
anak-beranak, adik-beradik, dan baris-berbaris.
6.      Bentuk dasar + kata ulang + -em-/-el-.
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan penambahan imbuhan –em-/-el- pada kostituen ulang;
: jari-jemari, tali-temali, dan gigi-geligi.

7.      Bentuk dasar + kata ulang parsial.
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan penambahan suku pertama yang disertai perubahan vokal atau bentuk dasar;
 sesama, jejari, rumah-rumah sakit, dan surat-surat kabar.

8.      Bentuk dasar + kata ulang + -an.
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan penambahan imbuhan –an pada konstituen ulang;
kartu-kartuan, kucing-kucingan, biji-bijian, dan tanam-tanaman.

9.      Bentuk dasar + kata ulang parsial + -an.
Tipe ini mengulang bentuk dasar yang diikuti dengan penambahan suku pertama yang disertai perubahan vokal dan imbuhan –an.
dedaunan, pepohonan, dan rerumputan.

F.     Reduplikasi Dasar Verba
Bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar verba ini menurut Abdul Chaer (2008:194) adalah :
·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ kejadian berulang kali ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( - durasi ). Misalnya :
                Dari tadi beliau marah – marah terus.
·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ Kejadian berintensitas ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + durasi ). Misalnya :
                Mereka berlari – lari di halaman sekolah.
·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ berbalasan ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( - durasi ) serta dalam bentuk berprefiks me – regresif. Misalnya :Kita tidak boleh salah – menyalahkan dulu.
·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ dilakukan tanpa tujuan ( dasar ) ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + durasi ). Misalnya :
                Mari kita duduk – duduk di taman depan.

·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ hal me…… ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + durasi ) serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks me – regresif. Misalnya :
                Menerima pekerjaan ketik – mengetik.              
·         Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘ begitu ( dasar ) ‘ apabila dasar itu memiliki komponen makna ( + tindakan ) dan ( + saat ). Misalnya :
                Saya tidak sadar, tahu – tahu dia sudah berada didepanku
G.    Reduplikasi Dasar Adjektiva 196
Bentuk reduplikasi dan makna gramatikal yang terjadi pada dasar ajektifa ini menurut Abdul Chaer (2008:196) yaitu :
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ banyak yang dasar ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð   `             Pohon – pohon di hutan itu besar – besar.
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ se ( dasar ) mungkin ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð                Buang jauh – jauh pikiran seperti itu.
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ hanya yang ( dasar ) ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
ð                Kumpulkan buah itu yang besar – besar saja.
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ sedikit bersifat ( dasar ) ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + warna ). Misalnya :
                Dari jauh air laut tampak kebiru – biruan.
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ meskipun ( dasar ) ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + sikap ). Misalnya :
                 Kecil – kecil berani dia melawan preman itu.
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ sama ( dasar ) dengan ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
           Nyamuk di situ segede – gede lalat hijau.        
·         Dasar ajektifa apabila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘ intensitas ‘ jika bentuk dasar memiliki komponen makna ( + keadaan ) dan ( + ukuran ). Misalnya :
                 Janganlah kamu melemah – lemahkan semangat dia.
H.    Reduplikasi Kelas Tertutup 199
Dalam kelas tertutup Abdul Chaer (2008:199) menerangkan bahwa :
Macam
Pengertian
Contoh
a.       Reduplikasi dasar adverbia negasi
bukan, tidak, tak, dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak, bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam proses itu;
Di - sini kamu jangan bicara yang bukan – bukan.
  - Anak itu selalu menangis meminta yang tidsak – tidak.

b.      Reduplikasi dasar adverbia larangan

jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah akar jangan;
  - Hari ini dia tidak masuk sekolah, kemarin dia juga tidak masuk sekolah, jangan – jangan dia sakit.

c.       Reduplikasi dasar adverbia kala

kata – kata sudah dan telah untuk menyatakan kata lampau ; sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini ; akan dan mau untuk menyatakan kala yang akan datang;
  - Kalau mengingat yang sudah – sudah kami memang kasihan kepadanya.

d.      Reduplikasi dasar adverbia keharusan

barangkali, kali, dan mungkin yang menyatakan kemungkinan ; mesti, harus, dan wajib yang menyatakan keharusan ; mau, ingin, dan hendak yang menyatakan keinginan ; dan boleh yang menyatakan kebolehan;
  - Jangan bekerja semau – maunya saja.

e.       Reduplikasi dasar adverbia jumlah

adverbia jumlah ada banyak, sedikit, lebih, kurang, dan cukup. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi;
  -Beri dia minum sedikit – sedikit.
  -Kami dapat membantu sebanyak – banyaknya.

f.       Reduplikasi dasar adverbia taraf

agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang, dan paling. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah agak dan paling;
-Harganya paling – paling seribu rupiah.
g.       Reduplikasi dasar adverbia frekuensi

sekali, jarang, sering, dan lagi. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi;
  Se-kali – sekali dia datang juga ke sini.
  -Sering – seringlah kau singgah di situ.

h.      Reduplikasi dasar numeralia

nama – nama bilangan bulat juga bilangan seperti sepertiga, setengah, seperempat, dan sebagainya;
  -Anak – anak itu dibariskan dua – dua.
  -Mereka diberi uang seratus – seratus.

i.Reduplikasi dasar konjungsi koordinatif

dan yang menyatakan ‘ gabungan ‘ ; serta yang menyatakan ‘ kesertaan ‘ ; tetapi, namun dan melainkan yang menyatakan ‘ kebalikan ‘ ; bahkan dan malah ( an ) yang menyatakan ‘ penguatan ‘ ; kemudian, setelah, sesudah, dan lalu yang menyatakan ‘ hubungan waktu ‘. Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses reduplikasi;
Kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang lalu –lalu.
j.        Reduplikasi dasar konjungsi subordinatif

karena, sebab, asal, dan lantaran yang menyatakan ‘ sebab ‘ ; kalau, jika, jikalau, andai, andaikata, dan seandainya yang menyatakan ‘ persyaratan ‘ ; meski ( pun ), biar ( pun ), walau ( pun ), kendati ( pun ) yang menyatakan ‘ penguatan ‘ ; hingga, sehingga, dan sampai yang menyatakan ‘ batas ‘ ; dan kecuali yang menyatakan ‘ perkecualian ‘. Namun yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan sampai.
  Mari kita ke kebun, kalau – kalau ada durian jatuh.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar